Perbedaan Kebocoran Tepi Enamel Pada Tumpatan Komposit Kelas I dengan Teknik Konvensional Berdasarkan Jarak Penyinaran

Abstract

Background: The use of composite resin as an ingredient in restorative treatment is increasing because of the adhesive ability of the material to the teeth and has a good esthetic factor. Composite resins have disadvantages, namely polymerization shrinkage, poor adaptation to cavity edges, wear, porosity, and polymerization contraction so that microleackage is formed in composite restorations. The aim of this study is to determine the difference between enamel edge leakage in class I composite fillings with conventional techniques based on the irradiation distance.

Method: The research design used experimental laboratory research with a post-test only control group design approach. The test was carried out by placing the sample on the base as a holder, then the sample was divided mesiodistally through the center of the restoration using a bur. Micro-slit observations were made by observing the penetration of 2% methylene blue dye at the edges of the restoration through a stereomicroscope with a magnification of 50x.

Result: Based on the results, it showed that the average size of the enamel edge leakage in class I composite fillings with conventional techniques was higher at 4 mm irradiation distance, which was 1.67 mm compared to 2 mm irradiation distance of 1.17 mm.

Conclusion: The purpose of the study was to determine the difference between enamel edge leakage in class I composite fillings with conventional techniques based irradiation distance 2 mm and 4 mm.

Latar Belakang: Penggunaan resin komposit sebagai bahan dalam perawatan restoratif semakin meningkat karena kemampuan adhesive dari bahan ke gigi serta memiliki faktor estetik yang baik. Resin komposit memiliki kekurangan yaitu pengerutan polimerisasi, adaptasi dengan tepi kavitas yang kurang baik, terjadi keausan, porositas, dan kontraksi polimerisasi sehingga terbentuk microleackage pada restorasi komposit. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan kebocoran tepi enamel pada tumpatan komposit kelas I dengan teknik konvensional berdasarkan jarak penyinaran.

Metode: Desain penelitian menggunakan penelitian eksperimental laboratoris dengan pendekatan post-test only control group design. Pengujian dilakukan dengan menempatkan sampel pada basis sebagai penahan, kemudian sampel dibelah secara mesiodistal melalui bagian tengah restorasi dengan menggunakan bur. Pengamatan celah mikro dilakukan dengan melihat penetrasi zat warna methylene blue 2% pada tepi restorasi melalui stereomikroskop dengan pembesaran 50x.

Hasil: Berdasarkan hasil penelitian, menunjukkan bahwa rerata ukuran kebocoran tepi enamel pada tumpatan komposit kelas I dengan teknik konvensional lebih tinggi terjadi pada jarak penyinaran 4 mm yaitu sebesar 1.67 mm dibandingkan dengan jarak penyinaran 2 mm sebesar 1.17 mm.

Kesimpulan: Untuk mengetahui perbedaan kebocoran tepi enamel pada tumpatan komposit kelas I dengan teknik konvensional berdasarkan jarak penyinaran 2 mm dan 4 mm.